Murid kelas III madrasah ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Jembrana, Bali, berhasil melarikan diri dari aksi penculikan.
Wiyanto, ayah korban berinisial Tt, di rumahnya Kelurahan Loloan Timur, mengatakan, anaknya tiba-tiba dimasukkan secara paksa ke dalam mobil oleh orang tak dikenal saat pulang dari Pasar Negara, Kamis (21/6) sore. Jarak antara rumah korban dengan Pasar Negara tidak jauh. Hampir setiap hari Tt ke pasar itu untuk menemani ibunya berjualan.
"Saat mobil berhenti, anak saya langsung lari. Dia melihat di dalam mobil itu ada empat anak seusianya juga disekap," kata Wiyanto.
Wiyanto sempat bingung karena hingga pukul 16.00 Wita, anaknya tidak kunjung pulang. Dia mendapat kabar dari istrinya, Tt sudah pulang sejak pukul 15.00 Wita.
Dia pun bergegas mencari anaknya ke beberapa tempat. Namun tidak ketemu. Baru pada pukul 18.00 Wita, Tt berlari masuk ke rumah sambil menangis.
"Muka anak saya pucat dengan badan penuh keringat. Saat itu dia cerita, kalau habis diculik," ujar Wiyanto.
Selain pucat dan menangis, orang tua Tt juga menemukan luka pada kaki kirinya yang masih mengeluarkan darah. Kepada orang tuanya, Tt mengaku, dibawa masuk ke dalam mobil saat berjalan di Gang III berdekatan dengan rumahnya.
Tt tidak ingat jenis mobil digunakan para penculik itu. Namun dia hanya ingat warna perak.
Menurut Wianto, anaknya itu bisa lolos saat mobil berhenti di jalan dekat persawahan, dan laki-laki di bagian depan membuka pintu minta agar anak-anak yang di dalam mobil tersebut tidak menangis.
"Laki-laki itu juga memukul kepala anak-anak agar diam. Saat mobil berhenti itulah, anaknya saya loncat dan melarikan diri," katanya.
Akibat kejadian itu, hingga kini Tt masih mengalami trauma dan hanya berdiam diri di rumah.
Sementara itu, Kepala Sub-Bagian Humas Polres Jembrana AKP Wayan Setiajaya mengaku belum menerima laporan adanya penculikan bocah tersebut.
sumber
Wiyanto, ayah korban berinisial Tt, di rumahnya Kelurahan Loloan Timur, mengatakan, anaknya tiba-tiba dimasukkan secara paksa ke dalam mobil oleh orang tak dikenal saat pulang dari Pasar Negara, Kamis (21/6) sore. Jarak antara rumah korban dengan Pasar Negara tidak jauh. Hampir setiap hari Tt ke pasar itu untuk menemani ibunya berjualan.
"Saat mobil berhenti, anak saya langsung lari. Dia melihat di dalam mobil itu ada empat anak seusianya juga disekap," kata Wiyanto.
Wiyanto sempat bingung karena hingga pukul 16.00 Wita, anaknya tidak kunjung pulang. Dia mendapat kabar dari istrinya, Tt sudah pulang sejak pukul 15.00 Wita.
Dia pun bergegas mencari anaknya ke beberapa tempat. Namun tidak ketemu. Baru pada pukul 18.00 Wita, Tt berlari masuk ke rumah sambil menangis.
"Muka anak saya pucat dengan badan penuh keringat. Saat itu dia cerita, kalau habis diculik," ujar Wiyanto.
Selain pucat dan menangis, orang tua Tt juga menemukan luka pada kaki kirinya yang masih mengeluarkan darah. Kepada orang tuanya, Tt mengaku, dibawa masuk ke dalam mobil saat berjalan di Gang III berdekatan dengan rumahnya.
Tt tidak ingat jenis mobil digunakan para penculik itu. Namun dia hanya ingat warna perak.
Menurut Wianto, anaknya itu bisa lolos saat mobil berhenti di jalan dekat persawahan, dan laki-laki di bagian depan membuka pintu minta agar anak-anak yang di dalam mobil tersebut tidak menangis.
"Laki-laki itu juga memukul kepala anak-anak agar diam. Saat mobil berhenti itulah, anaknya saya loncat dan melarikan diri," katanya.
Akibat kejadian itu, hingga kini Tt masih mengalami trauma dan hanya berdiam diri di rumah.
Sementara itu, Kepala Sub-Bagian Humas Polres Jembrana AKP Wayan Setiajaya mengaku belum menerima laporan adanya penculikan bocah tersebut.
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar